Rabu, 19 Februari 2014

LABORATORIUM BAHASA/KOMPUTER AKHIRNYA BERFUNGSI

Bu Syam membimbing peserta didik praktek TIK
Sejak tahun 2010, SMPN 16 Kendari mendapat bantuan 21 unit komputer sebagai sarana praktek belajar Bahasa Inggris. Namun, hanya berkisar 2 semester sarana yang digelontorkan oleh pemerintah dengan dana yang tidak sedikit itu, dapat digunakan. Namun, sejak 2010/2011 sarana tersebut rusak sehingga tidak dapat digunakan.


Tentu sangat disayangkan, sarana yang setahu admin tidak semua sekolah memperolehnya itu tidak digunakan. Olehnya itu, selama kurang lebih 1 bulan mengutak-atik satu-persatu, akhirnya sarana tersebut dapat beroperasi kembali, walaupun ada beberapa buah yang sudah jadi barang rongsokan. Alhamdulillah, dengan cara "mengkanibal" satu sama lain, akhirnya 16 buah komputer dapat difungsikan kembali. Tentunya ini dapat menunjang pencapaian kompetensi peserta didik khususnya mata pelajaran Bahasa Inggris dan TIK.
Server dan LCD, siap action

Dan, akhirnya mulai semester genap 2013/2014 ini, sarana tersebut sudah mulai digunakan oleh peserta didik, walaupun tanpa ada acara "cerra' segala. :D. Inilah gambar-gambarnya...









Rabu, 12 Februari 2014

PR 'Hanya Menyulitkan' Hidup Siswa........!!



"Pak Guru, jujur saja saya tidak mengerjakan PR saya".

"Saya pusing Pak Guru, di rumah pekerjaan saya terlalu banyak".

"Semalam saya mengerjakan PR mata pelajaran lain, jadi PR-nya tidak sempat dikerjakan".

Itulah jawaban siswa yang paling sering saya terima manakala saya menagih PR (Pekerjaan Rumah/Tugas Rumah) mereka. Demikian kata teman guru saya, saat saya bertemu di sebuah pelatihan.

Memang menangani PR bagi kita para guru kadang-kadang membuat kecewa. Padahal saat kita memberikan PR tersebut disertai dengan 'wanti-wanti' bahwa hasil pekerjaan rumah nantinya akan mempengaruhi nilai mata pelajarannya, hasil pekerjaan rumah nantinya akan menentukan kelulusan atau naik kelas mereka. Sementara, dilain pihak sesuai dengan tuntutan kurikulum, kita diharuskan untuk memberikan materi dengan tuntas.

Lantas, memberi hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan PR-nya? Ups, no-way, tunggu dulu, bukan jamannya lagi memberi hukuman fisik, ini sekolah bukan tempat untuk orang-orang hukuman. Dengan sedikit tambahan kesibukan, cobalah menilik alasan-alasan siswa tersebut, bisa jadi mereka tidak mengerjakannya karena dengan kepolosan atau apa adanya memang mereka tidak mengetahuinya, kurang memiliki kesempatan untuk mengerjakannya di rumah (makanya disebut Pekerjaan Rumah) atau bahkan kehilangan kepercayaan terhadap guru. Siswa kehilangan kepercayaan kepada guru? Ya, karena guru memberikan PR yang lumayan banyak dengan deadline terbatas sehingga terkesan balas dendam (seperti dosen saya saat saya kuliah) dan tidak pernah mengembalikan hasil pekerjaan mereka mengakibatkan mereka menjadi malas untuk berbuat.

Olehnya itu, kita perlu mengkomunikasikannya secara intensif dengan siswa, membuat komitmen bahwa mengerjakan PR bukan sekedar benar atau salah sehingga memperoleh nilai bagus, tetapi bentuk tanggung jawab yang diberikan sehingga siswa menjadi pelajar yang bertanggung jawab. Tentunya setelah mereka mengerjakannya, kita memeriksa, memberi nilai dan mengembalikan disertai dengan komentar yang memotivasi mereka.

Kita perlu berkomunikasi pula kepada orang tua siswa bahwa siswa memperoleh pelajaran tidak saja di sekolah, tetapi juga di rumah. Sebagai gambaran bahwa dari 24 jam sehari, waktu siswa berada di rumah lebih banyak (selama 18 jam) dibandingkan waktu mereka di sekolah yang hanya 5-6 jam. Untuk itu dengan memberikan penyadaran kepada orang tua siswa agar memberi kesempatan kepada anaknya untuk membuka kembali pelajaran mereka di rumah atau bahkan membuat jam wajib belajar di rumah.

Pun, kita perlu berkomunikasi kepada sesama guru agar pemberian PR tidak bertumpuk pada hari yang sama waktu penyetorannya sehingga siswa tidak merasa terbebani. Dan yang tak kalah pentingnya adalah introspeksi diri, melihat kembali metode pembelajaran yang kita lakukan mungkin kurang pas untuk materi yang kita ajarkan dan bagi siswa, tidak memberikan PR dalam jumlah yang banyak disertai memperhitungkan waktu penyelesaiannya, memilih materi pelajaran yang benar-benar penting (esensial) saja untuk pencapaian kompetensi mereka, serta memberikan apresiasi bagi mereka yang mengerjakan PR dan memperoleh nilai bagus. Dengan begitu, mudah-mudahan siswa dengan kesadaran yang tinggi mau mengerjakannya sehingga PR bukan menjadi beban hidup mereka. Bukankah tugas guru adalah memberikan kemudahan bagi siswa untuk mempersiapkan kehidupannya yang akan datang? Bagaimana?

Baca juga disini 

Selasa, 21 Januari 2014

KOMITE SEKOLAH SMPN 16 KENDARI PERIODE 2014-2016 TERBENTUK


Guna mengoptimalkan peran dan fungsi masyarakat, maka pada hari Jumat (18 Januari 2014) SMP Negeri 16 Kendari mengadakan Musyawarah Warga Sekolah. Kegiatan dengan menghadirkan seluruh stakeholder sekolah termasuk orang tua siswa, tokoh masyarakat dan pemerhati pendidikan termasuk perwakilan dunia usaha yang berada di sekitar sekolah, bertujuan untuk membentuk Pengurus Komite Sekolah Periode 2014-2016 sekaligus memaparkan program-program sekolah yang telah disiapkan untuk masa mendatang.

Dalam kesempatan itu, Dedy Amril Ismail, S.Pd, M.Pd. selaku kepala sekolah mengingatkan peran masyarakat di dunia pendidikan sesuai Surat Keputusan Mendiknas Nomor 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, memaparkan program-program sekolah di masa mendatang serta meminta dukungan seluruh warga masyarakat untuk mensukseskannya. “Tantangan sekolah saat ini amatlah besar, antara lain pelaksanaan pendidikan karakter, implementasi kurikulum 2013, pelaksanaan ujian nasional serta gerakan masyarakat memanfaatkan waktu intensif belajar wajib di Kota Kendari, dan dibutuhkan kerja sama bahu-membahu antara pihak sekolah utamanya masyarakat dan dunia usaha dan dunia industri” tegasnya.

Kegiatan Musyawarah ini juga berhasil membentuk Kepengurusan Komite Sekolah Periode 2014-2016, dengan komposisi sebagai berikut:
       Ketua                   :    Saharuddin
       Wakil Ketua         :    Drs. Sarpan
       Sekretaris            :    Salam, S.Pd.
       Wakil Sekretaris  :    Drs. Nurlete
       Bendahara           :    Bahtiar, S.Pd.
       Wakil Bendahara :    Nur Islamiah          
 
Dalam kesempatan itu, ketua terpilih Bapak Saharuddin yang juga menjabat sebagai Ketua LPM Kelurahan Mata, mengajak seluruh stakeholder sekolah untuk bersinergi membangun SMPN 16 Kendari yang telah direncanakan, terutama menyukseskan program sekolah dan program pemerintah lainnya di bidang pendidikan. ”Tanpa dukungan masyarakat maka sekolah ini pasti akan mengalami hambatan untuk maju, dan akhirnya berimbas pada anak-anak kita juga,” katanya. Selanjutnya kegiatan musyawarah ini diakhiri dengan bersama-sama melihat keadaan sekolah dan sekitarnya.

SELAMAT BUAT PENGURUS TERPILIH. SEMOGA AMANAH YANG DIEMBAN DAPAT MEMAJUKAN ANAK BANGSA DAN BERNILAI IBADAH.
AMIN.

Rabu, 01 Januari 2014

SELAMAT TAHUN BARU 2014


Meninggalkan Tahun 2013 yang penuh kenangan...
Menyambut Tahun 2014 dengan doa dan harapan...
Dengan menunjukkan Semangat, Prestasi dan Kebanggaan...